Minggu, 16 Agustus 2015

Makalah Kuliah Jurusan Pendidikan Matematika



DAFTAR ISI

DAFTAR ISI……………………………………………………………………….1
BAB I PENDAHULUAN
1.1            Latar Belakang ………………………………………………………2
1.2            Pembatasan Masalah…………………………………………………2
1.3            Rumusan Masalah……………………………………………………2
1.4            Tujuan Penulisan…………………………………………………….2
1.5            Manfaat Penulisan…………………………………………………...2

BAB II PEMBAHASAN
2.1    Urgensi Sosiologi dalam Pendidikan…………………………………3
2.2    Urgensi Antropologi dalam Pendidikan……………………………...4
2.3    Aliran-aliran Sosiologi dan Antropologi  dalam Pendidikan……....5
BAB III KESIMPULAN………………………………………………………..….6
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………...7












BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses sosialisasi merupakan proses belajar individu dalam berperilaku sesuai dengan standar dalam kebudayaan masyarakat. Setiap kegiatan manusia, hampir tidak pernah lepas dari unsur sosial budaya. Sebab, sebagian terbesar kegiatan manusia dilakukan secara berkelompok. Pekerjaan di rumah, di kampus, di perkebunan, di bengkel dan sebagainya, hampir semuanya dilakukan oleh lebih dari seseorang. Ini berarti unsur sosial terdapat pada kegiatan-kegitan tersebut. Selanjutnya, tentang apa yang dikerjakan dan cara mengerjakannya serta bentuk yang diinginkan merupakan suatu unsur dari suatu budaya. Oleh karena itu, aspek social dan budaya  yang melekat pada diri individu yang perlu dikembangkan dalam perjalanan hidup peserta didik agar menjadi pribadi yang lebih baik. Sama halnya dengan aspek social, aspek budaya pun sangat berperan dengan proses pendidikan , tidak ada pendidikan yang tidak dimasuki unsur budaya. Dengan demikian budaya tidak pernah lepas dari proses pendidikan itu sendiri.
1.2 Pembatasan Masalah
Dalam mata kuliah Landasan Pendidikan terdapat banyak materi pokok didalamnya, dan didalam makalah ini pemakalah akan membahas mengenai “Landasan Sosiologis dan Antropologis dalam Pendidikan” yang terdiri dari sub materi yang diantaranya menjelaskan tentang Urgensi Sosiologi dan Antropologi dalam pendidikan dan menguraikan aliran-aliran Sosiologi dan Antropologi dalam pendidikan. 
1.3 Rumusan Masalah
a)      Bagaimana urgensi Sosiologi dalam pendidikan ?
b)      Bagimana urgensi Antropologi dalam pendidikan ?
c)      Apa saja aliran-aliran Sosiologi dan Antropologi dalam pendidikan ?
1.4 Tujuan Penulisan
a)      Mengetahui tentang Urgensi Sosiologi dalam Pendidikan
b)      Mengetahui tentang Urgensi Antropologi dalam Pendidikan
c)      Memahami Aliran-aliran Sosiologi dan Antropologi dalam Pendidikan
1.5 Manfaat Penulisan
Dengan penulisan Makalah ini diharapkan Mahasiswa menjadi lebih mengetahui dan mengerti tentang urgensi Sosiologi dan Antropologi Pendidikan serta Aliran-aliran sosiologi dan Antropolgi dalam pendidikan dan dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Urgensi Sosiologi dalam Pendidikan
            Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan tentang antara manusia dalam kelompok-kelompok dan stuktur sosialnya. Sosiologi mempunyai ciri-ciri sebagai uraian berikut:

1.      Empiris, adalah ciri utama sosiologi sebagai ilmu. Sebab ia bersumber dan diciptakan dari kenyatan yang terjadi di lapangan.
2.      Teoritis adalah peningkatan fase penciptaan tadi yang menjadi salah satu bentuk budaya yang bias disimpan dalam waktu lama dan dapat diwariskan kepada generasi muda.
3.      Komulatif, sebagai akibat dari penciptaan terus menerus sebagai konsekuensi dari terjadinya perubahan dimasyarakat, yang membuat teori-teori itu akan berkomulasi mengarah kepada teori yang lebih baik.
4.      Nonetis, karena teori itu menceritakan apa adanya tentang masyarakat beserta individu-individudi dalamnya, tidak menilai apakah hal iu baik atau buruk.[1]
Dalam sosiologi pendidikan penting adanya proses sosial. Proses sosial dimulai dari interaksi sosial itu selalu terjadi interaksi sosial. Interaksi dan proses sosial didasari oleh faktor-faktor berikut :
 Imitasi,Sugest,iIdentifikasi,Simpati
Dalam proses sosial terdapat interaksi sosial, yaitu suatu hubungan sosial yang dinamis. Interaksi sosial akan terjadi apabila memenuhi dua syarat sebgai berikut
1.      Kontak sosial
2.      Komunikasi
Sejalan dengan lahirnya pemikiran tentang pendidikan masyarakat, pada abad ke-20 sosiologi memegang peranan penting dalam dunia pedidikan.Pendidikan yang diinginkan oleh aliran kemasyarakatan ini adalah proses pendidikan yang bisa mempertahankan dan meningkatkan keselarasan hidup dalam pergaulan manusia. Perwujudan cita-cita pendidikan sangat membutuhkan bantuan sosilogi. Konsep atau teori sosiologi memberi petunju kepada guru-guru tentang bagimana seharusnya mereka membina para siswa agar mereka bisa memililki kebisaan hidup yang harmonis, bersahabat, dan akrab sesama teman. Para guru dan pendidik lainnya akan menerapkan konsep sosiologi dilembaga pendidikan masing-masing.[2]


2.2. Urgensi Antropologi dalam Pendidikan
Kebudayaan adalah cara hidup dan kehidupan manusia yang diciptakan oleh manusia itu sendiri sebagai warga masyarakat.Sedangkan secara teoretis Pendidikan adalah sebagian dari proses pembudayaan , namun demikian dalam praktek kehidupan kita  tidaklah demikian halnya. Ada dua sebab mengapa ulasan mengenai kebudayaan dalam pendidikan perlu dan penting. Pertama ialah kebudayaan telah diartikan secara sempit. Kebudayaan tidak lebih dari kesenian, tari-tarian, seni pahat, seni batik, dan sebagainya..Yang Kedua ialah pendidikan kita dewasa ini sangat intelektualistis, artinya hanya mengenai satu unsur saja dalam kebudayaan.
Orang sering sulit membedakan antara kebudayaan dengan peradaban. Menurut Hassan (1983) peradaban itu adalah kebudayaan yang sudah maju. Kebudayaan umum yang jelas  harus diajarkan pada semua sekolah, asal proporsinya disesuaikan dengan waktu dan tempat. Kebudayaan dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu :
1.      Kebudayaan umum, misalnya kebudayaan Indonesia.
2.      Kebudayaan daerah, misalnya kebudayaan Jawa, Bali, Sunda, dan sebagainya.
3.      Kebudayaan popular, suatu kebudayaan yang masa berlakunya lebih lebih pendek daripada kedua macam kebudayaan terdahulu.Contoh kebudayaan popular yaitu lagu-lagu popular, model film musiman, mode-mode pakaian, dan sebagainya.[3]
Ada tiga hal yang menimbulkan perubahan kebudayaan menurut Kneller ialah:
1)      Originasi, yaitu sesuatu yang baru atau penemuan-penemuan baru.
2)      Difusi, yaitu pembentukan kebudayaan baru akibat masuknya elemen-elemen budaya yang baru kedalam budaya yang lama.
3)      Reinterpretasi, yaitu perubahan kebudayaan akibat terjadinya modifikasi elemen-elemen kebudayaan yang telah ada agar sesuai dengan keadaan zaman.
Kerber dan Simth (Imran Manan, 1989) menyebutkan ada enam fungsi utama kebudayaan dalam kehidupan manusia, yaitu :
1)      Penerus keturunan dan pengasuh anak.
2)      Pengembangan kehidupan berekonomi
3)      Transmisi budaya
4)      Meningkatkan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
5)      Pengendalian sosial
6)      Rekreasi[4]
Pendidikan adalah enkulturasi (Imran Manan,1989).Ia hanya mampu berpikir, berkata, dan bertindak sesuai dengan budaya yang dipelajarinya. Enkulturasi ialah akibat pendidikan yang hanya memasukkan kebudayaan tertentu perkembangan anak sehingga ia menjadi kaku, hanya berperilaku sebatas kebudayaan itu saja. Karena itu strategi dan metode dalam pendidikan perlu disempurnakan untuk menghindarkan terjadinya robot-robot dalam budaya itu sendiri.
2.3 Aliran-aliran Sosiologi dan Antropologi  dalam Pendidikan
1. Aliran Sosiologi dalam pendidikan :
a.       Aliran Empirisme
John locke menyebutkan bahwa anak yang lahir ke dunia seperti kertas putih yang bersih yang belum ditulisi. Teori ini secara jelas mengatakan anak sejak lahir tidak mempunyai bakat dan kemampuan (Purwanto, 2006:16)
b.      Aliran Nativisme
Schopenhauer berpendapat bahwa perkembangan individu ditentukan oleh factor-faktor yang dibawa sejak lahir. Kaum Nativisme mengatakan bahwa pendidikan tidak dapat mengubah sifat-sifat pembawaan.
c.       Aliran Naturalisme
J.J. Rousseau, Naturalisme mempunyai pananga bahwa setiap anak yang lahir di dunia mempuyai pembawaan baik, namun pembawaan tersebut akan menjadi rusak karena pengaruh lingkungan, sehingga aturalisme sering disebut negativisme.
d.      Aliran Konvergensi
William Stern, Aliran ini merupakan kombinasi dari aliran nativisme dan empirisme. Aliran ini berpendapat bahwa anak lahir di dunia ini telah memiliki bakat baik dan buruk, sedangkan akan dipengaruhi oleh lingkungan. Factor pembawaan dan lingkungan sama-sama berperan penting. Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai untuk perkembangan.[5]
2. Aliran Antropologi dalam pendidikan
a.       Aliran Evolusionisme
Charles Darwin menjelaskan bahwa manusia yang tetap hidup itu ialah mereka yang paling serasi. Mereka tidak dianggap sebagai seorang indvidu, sebagai orang perseorangan namun Darwin mlihatnya dalam hubungan kelompok-kelompok.
b.      Aliran kognitif
Antropologi kognitif merupakan suatu pendekatan idealis untuk mempelajari kondisi manusia.
c.       Aliran Sruktualisme
Aliran ini menjelaskan mengenai nalar manusia (human mind) dan sistem relasi (system of relation).
d.      Aliran Simbolik-Interpretatif
Adalah mengenai keseluruhan pengetahuan manusia yang dijadikan sebagai peoman atau penginterpretasi keseluruhan tindakan manusia.[6]


BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Pada bagian akhir makalah ini, pemakalah menyimpulkan bahwa dalam pendidikan penting adanya proses sosial. Proses sosial dimulai dari interaksi sosial. Interaksi dan proses sosial didasari oleh faktor-faktor Imitasi, Sugesti, Identifikasi, dan Simpati. Selain itu, pendidikan juga termasuk  proses pembudayaan, yang dapat memberikan pemahaman terhadap keyakinan, tradisi, norma, dan nilai-nilai dalam masyarakat terkait dengan pendidikan menuju keberhasilan peserta didik.Dalam sosiologi maupun antropologi pendidikan memiliki beberapa aliran-aliran yang mempunyai pandangan berbeda. Dalam perkuliahan ditanamkan pemahaman terhadap pebedaaan dan mengaitkan perbedaan cara mendidik .Selanjutnya kami mengaitkan perbedaan ini  dengan adanya aliran-aliran pendidikan. Jadi baik sosiologi maupun antropologi pendidikan keduanya merupakan cabang ilmu yang memiliki pengaruh terhadap keberhasilan seorang perserta didik.















   BAB IV
 DAFTAR PUSTAKA

Tilaar. H.A.R.. Pendidikan, Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia. Bandung: Rosdakarya, 1999.
Pidarta, Made. Landasan Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2009
Tim Penulis LAPIS-PGMI. Dasar-Dasar Pendidikan. Surabaya: Amanah Pustaka


[1] Made Pidarta,Landasan Pendidikan (edisi II),( Jakarta: PT Asdi Mahastya,2009),hlm.151-152
[2] Tim Penulis LAPIS-PGMI, Dasar-Dasar Pendidikan (edisi I), ( Surabaya : Amanah Pustaka, 2009), hlm. 5.12
[3]  Tilaar, Pendidikan Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia (Bandung, Rosdakarya 1999). Hlm.67
[4] Made Pidarta,Landasan Pendidikan (edisi II),( Jakarta: PT Asdi Mahastya,2009),hlm. 164
[5] Tim Penulis LAPIS-PGMI, Dasar-Dasar Pendidikan (edisi I), ( Surabaya : Amanah Pustaka, 2009), hlm. 7.7
[6] Heri W,”Bidang ilmu dan Aliran Antropologi”,diakses dari http://bowolampard8.blogspot.com/2011/07/bidang-ilmu-dan-aliran-antropologi.html,pada tanggal 15 Maret 2013 pukul 14.25.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar